fakta Unik Indonesia : Di tray mesin fax di
dalam ruangan office pabrik,
berpuluh-puluh lembar kertas faximili
menumpuk yang ditujukan kepada seorang buruh pabrik di Indonesia.
Si pengirim fax tersebut sepertinya marah besar kepada si
buruh.
Jelas terbaca, ancaman dan peringatan untuk sesegera mungkin
melunasi tagihan kartu kredit beserta
bunganya.
Dan seisi ruangan office
pabrikpun tahu dan berujung jadi gossip.
Kartu kredit tidak
mengenal customer. Siapa saja boleh
memiliki kartu kredit. Dengan syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh customer kartu kredit.
Buat Kartu kredit menjadi trend. Tak urung buruh operator pabrik
tak mau ketinggalan untuk memiliki kartu kredit. Meski syarat membuat kartu kredit yang diajukan
berat, ternyata proses pembuatannya tidak dipersulit.
Dan dengan meminta “bantuan” buruh bagian personalia, slip gajipun yang “aspal” bisa dibuat.
Hanya bermodal “slip
gaji aspal” kartu kredit bisa dibuat. Dan semangat hidup konsumtifpun makin menjadi. Tinggal gesek dan tinggal tarik, uangpun ditangan.
Mempunyai kartu kredit di kalangan buruh pabrik biasanya ikut-ikutan trend, latah dan bisa menjadi
gaya hidup. Tidak memperhitungkan apa
yang bakal terjadi jika akhirnya harus berutang dalam jumlah besar karena
keasyikan menggesek dan menarik kartu kredit. Biaya tahunan ada,
biaya tarik tunai ada, bunga yang berbunga dan denda penalty, kadang tidak terpikirkan sebelumnya.
Harusnya mempunyai kartu kredit diperlukan jika memang
perlu, gaji sudah memadai, pribadi yang mobile
dan memiliki kecermatan keuangan.
Atau ujung-ujungnya jika tersandung utang kartu kredit, akan
mencari iklan baris di Koran :
“Legal. Kartu kredit Anda
bermasalah dan dikejar-kejar kolektor. Membantu mengatasi tagihan kartu kredit
Anda. Dijamin tutup kartu kredit Anda dengan pemutihan, diskon atau tidak bayar
sama sekali. Hubungi kami di nomor sekian-sekian.”