Jika operator buruh pabrik di Indonesia, bekerja berdasarkan target, ia
akan bekerja sesuai dengan target yang diminta. Kalaupun lebih biasanya di
lebihkan sedikit atau kadang-kadang pas sesuai dengan target.
Pencapaian target produksi harian oleh seorang operatot
buruh pabrik tergantung, mudah atau sulitnya item barang yang sedang
dikerjakan, jika banyak problem proses
finishingnya akan memakan waktu lama. Mesin produksi memegang peranan vital
bagi pencapaian proses produksi.
Jika mesinnya lancar dan tidak rusak, proses
produksi akan lebih cepat. Untuk itu terkadang buruh dituntut juga mengerti
“problem solving’’ mesin produksi yang dihadapinya. Tidak perlu memanggil maintenance, karena terkadang sedang memperbaiki mesin lain atau terkadang suka
menghilang.
Kondisi kesehatan buruh juga sangat mempengaruhi pencapaian
target produksi, jika dalam kondisi yang prima ia akan berusaha mencapai target
yang diminta dan jika ia dalam kondisi yang tidak sehat tentunya proses
pencapaian target membutuhkan perjuangan yang keras.
Faktor pengalaman bekerja dan tingkat senioritas, belum
tentu mempengaruhi pencapaian target produksi. Ada buruh yang sudah lama bekerja di bagiannya,
namun pemahamannya tentang pekerjaan yang dihadapi masih kurang dan tidak bisa
mengatasi probem pekerjaannya. Justru ia
bisa kalah dengan juniornya.
Penempatan buruh untuk bekerja di sebuah bagian di dalam
pabrik sangatlah membutuhkan kecermatan. Tidak semua buruh mempunyai kecerdasan
yang sama, tidak semua buruh mempunyai daya tangkap dan daya nalar yang sama,
tidak semua buruh mempunyai kecepatan bekerja yang sama dan tidak semua buruh
mempunyai antusiasme yang sama.
Ada buruh yang kreatif dan bekerja secara efisien. Ada buruh
yang malas dan hanya cari muka. Ada buruh yang bekerja dengan sangat cepat
dengan kualitas kerja dan hasil pekerjaannya yang luar biasa. Ada buruh yang
lelet dan semaunya.
Tentunya pemilik pabrik tidak menginginkan seperti itu.
Pemilik pabrik yang telah berinvestasi banyak tentu mengharapkan mempunyai
buruh-buruh yang terampil, cakap/cerdas dan cekatan. Untuk itu proses seleksi
penerimaan buruh haruslah ketat, dengan mempertimbangkan faktor kecerdasan
dalam bekerja, kecepatan bekerja ,
cekatan dalam bekerja, berkepribadian baik, kesehatan yang prima dan antusiasmenya dalam bekerja.
Dan untuk memastikan itu, terkadang ada pemilik pabrik yang
terjun langsung melakukan seleksi terhadap calon buruhnya. Biasanya mereka
pemilik pabrik ini melakukan wawancara langsung sampai beberapa kali dan akan
melakukan test psikotest lengkap dalam
proses seleksi karyawan/penerimaan calon buruhnya yang baru.
Dengan bermodalkan buruh-buruh yang berkualitas dan
berkepribadian baik, kualitas barang hasil produksi akan di dapat dan target
produksi mudah tercapai.