Jual buku Dahlan Iskan
Mengenal pertama kali secara tidak langsung sosok Dahlan
Iskan, adalah ketika dulu pernah membaca susunan dewan redaksi Koran Jawa Pos Hari Ini dan beliau termasuk dalam jajarannya.
Sedikit sekali aku tahu kiprah beliau dan sepak terjangnya
dalam berbisnis.
Dan kemudian setelah itu, setahuku nama beliau sempat “ramai” ketika menjadi
salah satu calon yang diunggulkan untuk menjadi Direktur Utama PLN. Namun ternyata setelah beliau dipilih dan
memimpin PLN, ada perubahan yang berarti untuk kemajuan PLN. Yang dulu
menentang akhirnya dengan legawa menerima dan mengakui ada keberhasilan beliau
dalam memimpin PLN.
Sedikit biografi Dahlan Iskan, Dari Direktur Utama PLN menjadi Menteri Negara BUMN, semakin
membukakan mataku akan kiprah beliau yang luar biasa. Ternyata beliau ini
dulunya anak miskin dari Trenggalek Jawa Timur yang tidak lulus sarjana. Dari
wartawan hingga mampu membesarkan Koran Jawa Pos beserta jaringannya yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Catatan Dahlan Iskan,
blog yang berisi tulisan-tulisan beliau sungguh menginspiratif semua orang. Dan
akupun menjadi salah satu penggemar tulisan beliau yang enak dan lugas di baca.
Dulu ada spanduk berslogan“harapan itu masih ada” yang tersebar disetiap sudut
tempat tanpa ada pemaknaan dan tindakan.
Kalau beliau lain lagi, beliau punya
slogan “manufacturing hope” pabrik harapan, yang berisi proses produksi, proses
kerja-kerja-kerja dan hasilnya berupa produk harapan untuk Indonesia lebih baik
serta luar biasa.
Banyak orang di Indonesia kagum akan sosok Dahlan Iskan.
Banyak yang berharap beliau ini jadi presiden pada pemilihan presiden 2014.
Tapi ada juga yang berpendapat sebaiknya beliau ini jangan di calonkan
presiden, karena akan menjadi korban politik yang kejam. Entah mana yang benar.
Indonesia kedepannya membutuhkan presiden sekaligus CEO yang
cerdas, yang mobile, yang pagi bisa di Aceh, siang hari bisa di Kalimantan dan
malam harinya bisa di Papua.
Indonesia rindu sosok pemimpin yang berasal dari kampung,
yang pernah miskin dan tidak balas dendam dengan kemiskinan yang pernah
bersamanya. Karena biasanya seseorang ketika ada kesempatan untuk menjadi pejabat
merasa ada “aji mumpung”, sehingga
menggunakan kesempatan itu untuk memperkaya diri. Semoga Dahlan Iskan tidak seperti itu.
“Pak Bos” panggilan akrab Dahlan Iskan, yang dulunya pernah miskin sekarang telah menjadi
orang kaya secara materi dan semoga
“hatinya” juga kaya ya Pak Bos. Amin.
Dahlan Iskan masih menjadi pribadi yang tidak berubah dan
gaya penampilan yang tidak berubah, meski sudah kaya dan sekarang menjadi menteri sebuah jabatan Negara. Beliau tidak
gila jabatan, cara proses kerja beliau masih sama seperti dulu, kerja,kerja dan
kerja. Menjadi pejabat Negara, tidak lantas beliau enak-enak ongkang-ongkang
kaki hanya menerima laporan bawahannya. Bukan berarti tidak percaya dengan
laporan bawahannya, tapi ingin memastikan apa yang dilaporkan ini benar dan berjalan
dengan semestinya.
Cara kerja yang produktif,efisien dan hasil kerja yang maksimal selalu
ditonjolkan dari sosok Dahlan Iskan. Waktu sungguh berharga dan pengambilan
keputusan yang cepat selalu mejadi ciri beliau. Buat apa menunggu besok, jika
hari ini bisa diselesaikan dengan cepat dan baik.
Dan bukan hanya sekedar himbauan dan ajakan semata. Cek dan
benar-benar ricek itulah yang sering beliau lakukan.
Kedekatan dengan semua pihak tidak usah diragukan lagi.
Apalagi kedekatan dengan wartawan, “ndlosor”
di lantai dan tidak merasa risih, bukan halangan bagi Dahlan Iskan untuk “press conference’’ dengan para kuli
tinta. Tinggal dan bermalam di rumah penduduk bukan bagian dari pencitraannya.
Tapi begitulah sosok Pak Bos Dahlan Iskan, apa adanya, merakyat dan tanpa
protokoler.
Mungkinkan Indonesia berani dan mau memilih beliau menjadi
sosok presiden yang ketujuh?
Atau berikanlah ruang dan kesempatan pada Pak Bos untuk
mewarnai kemajuan Indonesia. Meski sudah tua dan berumur tapi beliau ini masih
energik dan punya semangat yang tinggi untuk kemajuan Indonesia. Ayo Pak Bos
tetap semangat , tetap kerja, kerja dan kerja lagi.
Pak Bos sudah ber- umur dan berprestasi pula, bukan halangan
untuk menjadi Pemimpin di Indonesia. Mungkin hal ini lebih baik, daripada
memilih satu dari generasi muda di Indonesia yang sok sesumbar ingin digantung di Monas karena kelewat
jumawa dan yang membolak balik plat nomor mobil aspal?
Ini hanya pandangan pribadi terhadap hal-hal baik yang
pernah dikerjakan Pak Bos untuk Indonesia dan mungkin Tuhan sendiri punya
pandangan yang berbeda mengenai Pak Bos.
Hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Wallahu alam bisowwab