fakta Unik, Sebentar Bulan Puasa Ramadhan akan tiba. Ada Baiknya membaca kisah unik Ramadan Di Negara Brunei Darussalam.Salah satu
waktu paling baik untuk berkunjung ke Brunei Darussalam adalah selama bulan
Ramadhan. Ada apa saja selama Ramadhan di Brunei Darussalam?
Di bulan Ramadhan, wisatawan yang berkunjung akan dijamu secara khusus oleh raja. Raja Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah akan membelikan kurma Safawi impor. Makanan khas padang pasir ini yang dibungkus sebagai hadiah dan dibagikan kepada seluruh umat muslim di Brunei.
Selain kurma khusus dari sang raja, pengunjung akan dimanjakan dengan aneka kuliner. Bisnis restoran yang tutup di siang hari digantikan dengan warung Ramadhan yang berjejer di sekitar ratusan warung sepanjang Brunei. Hotel dan restoran juga menawarkan paket khusus untuk berbuka bersama keluarga dan sahabat. Tak hanya mendapatkan jajanan yang lezat, dengan berkunjung ke warung ramadhan ini pengunjung akan mengetahui kebiasaan komunitas muslim di Brunei. Di dalam istilah Brunei, buka puasa disebut “Sungkai”. Sungkai diadakan di masjid dan didahului doa. Makan dan minum ala prasmanan disiapkan oleh pemerintah dan penduduk setempat. Seperti di Indonesia, bedug harus dipukul sebagai tanda berbuka puasa bersamaan dengan waktu magrib tiba.
Wahyu Handoko, seperti tertulis dalam blognya, ia bernah berada di Brunei di tahun 2010. Saat itu ia kesana berjalan-jalan, backpacker. Menurutnya jalanan sangat sepi. Ia mampir ke masjid Omar Ali Saifudin, namun sempat diusir karena masjid tidak dibuka untuk wisata selama liburan. Padahal ia sudah mengatakan bahwa ia muslim. Ia memang datang bersama dengan turis dari Jerman.
Ia lantas shalat isya di masjid ini. Tak ada yang aneh dengan gerakan shalat samapai akhirnya dia tersadar bahwa semua warga Brunei yang shalat di masjid menggunakan peci, “Alamak...saya gundul sendiri”, tulisnya.
Ramadhan kali ini, di Times Square, salah satu pusat perbelanjaan di Brunei Darussalam memilih dekorasi dengan tema Kampung Ayer. Amal Majidah, manager event dan properti Times Square mengatakan "selama bulan ramadhan, Times Square mengadakan bazaar dimana warga lokal dan turis asing bisa melihat kebudayaan Brunei Darussalam. Mall didekor selama sebulan penuh dengan tema “kampung Ayer” untuk mencerminkan dan mempromosikan budaya lokal.
Kampung Ayer merupakan kampung yang dibangun di atas air. Ini salah satu warisan budaya paling tinggi di Brunei darussalam. Ia sudah ada hampir 600 tahun, dan merupakan rumah bagi mayoritas warga Brunei.
Menurut penjelasan beberapa warga setempat, Kampung Ayer sudah ada sejak lama. Pihak kerajaan Brunei Darussalam sudah melakukan usaha usaha untuk memindahkan mereka dari air ke daratan, tetapi akhirnya mereka kembali lagi ke kampungnya di air, terutama mereka yang sudah tua tua.
Salah satu alasan mereka tidak mau dibuatkan pemukiman didarat adalah tidak bisa tidur diwaktu malam karena tidak ada terdengar gemericik air. Kampung Ayer Brunei saat ini telah menjadi satu diantara banyak daerah tujuan wisata Brunei Darusalam.
Di bulan Ramadhan, wisatawan yang berkunjung akan dijamu secara khusus oleh raja. Raja Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah akan membelikan kurma Safawi impor. Makanan khas padang pasir ini yang dibungkus sebagai hadiah dan dibagikan kepada seluruh umat muslim di Brunei.
Selain kurma khusus dari sang raja, pengunjung akan dimanjakan dengan aneka kuliner. Bisnis restoran yang tutup di siang hari digantikan dengan warung Ramadhan yang berjejer di sekitar ratusan warung sepanjang Brunei. Hotel dan restoran juga menawarkan paket khusus untuk berbuka bersama keluarga dan sahabat. Tak hanya mendapatkan jajanan yang lezat, dengan berkunjung ke warung ramadhan ini pengunjung akan mengetahui kebiasaan komunitas muslim di Brunei. Di dalam istilah Brunei, buka puasa disebut “Sungkai”. Sungkai diadakan di masjid dan didahului doa. Makan dan minum ala prasmanan disiapkan oleh pemerintah dan penduduk setempat. Seperti di Indonesia, bedug harus dipukul sebagai tanda berbuka puasa bersamaan dengan waktu magrib tiba.
Wahyu Handoko, seperti tertulis dalam blognya, ia bernah berada di Brunei di tahun 2010. Saat itu ia kesana berjalan-jalan, backpacker. Menurutnya jalanan sangat sepi. Ia mampir ke masjid Omar Ali Saifudin, namun sempat diusir karena masjid tidak dibuka untuk wisata selama liburan. Padahal ia sudah mengatakan bahwa ia muslim. Ia memang datang bersama dengan turis dari Jerman.
Ia lantas shalat isya di masjid ini. Tak ada yang aneh dengan gerakan shalat samapai akhirnya dia tersadar bahwa semua warga Brunei yang shalat di masjid menggunakan peci, “Alamak...saya gundul sendiri”, tulisnya.
Ramadhan kali ini, di Times Square, salah satu pusat perbelanjaan di Brunei Darussalam memilih dekorasi dengan tema Kampung Ayer. Amal Majidah, manager event dan properti Times Square mengatakan "selama bulan ramadhan, Times Square mengadakan bazaar dimana warga lokal dan turis asing bisa melihat kebudayaan Brunei Darussalam. Mall didekor selama sebulan penuh dengan tema “kampung Ayer” untuk mencerminkan dan mempromosikan budaya lokal.
Kampung Ayer merupakan kampung yang dibangun di atas air. Ini salah satu warisan budaya paling tinggi di Brunei darussalam. Ia sudah ada hampir 600 tahun, dan merupakan rumah bagi mayoritas warga Brunei.
Menurut penjelasan beberapa warga setempat, Kampung Ayer sudah ada sejak lama. Pihak kerajaan Brunei Darussalam sudah melakukan usaha usaha untuk memindahkan mereka dari air ke daratan, tetapi akhirnya mereka kembali lagi ke kampungnya di air, terutama mereka yang sudah tua tua.
Salah satu alasan mereka tidak mau dibuatkan pemukiman didarat adalah tidak bisa tidur diwaktu malam karena tidak ada terdengar gemericik air. Kampung Ayer Brunei saat ini telah menjadi satu diantara banyak daerah tujuan wisata Brunei Darusalam.
http://ramadhan.republika.co.id/berita/ramadhan/puasa-mancanegara/11/08/13/lpv3px-ramadhan-unik-di-brunei-darussalam