Buruh pabrik di Indonesia yang bekerja secara team atau yang memegang mesin sendiri, akan dituntut untuk bekerja mencapai target, sedikit reject dan hasil kualitas produksi yang bagus.
Biasanya, para buruh di Indonesia akan lebih mementingkan target produksi
harian tercapai, bila dibandingkan menjaga kualitas dan mengurangi reject.
Buruh yang bekerja sendiri, memegang mesin sendiri, akan lebih leluasa mengatur irama kinerjanya,
bila dibanding dengan buruh yang bekerja secara team.
Buruh yang bekerja sendiri, karena pengalamannya, dia akan
tahu kapan target produksi yang ia hasilkan akan tercapai. Dengan demikian dia
bisa mengatur tempo dan ritme irama kerjanya. Bila ia bekerja dengan cepat,
target produksinya akan lebih cepat tercapai dan ia akan punya waktu luang yang
banyak untuk beristirahat. Target produksi harian hanya angka-angka yang
hasilnya bisa di lebihkan sedikit, tak perlu banyak-banyak, karena biasanya
tidak ada pabrik yang memberikan bonus kepada buruhnya berdasar target
produksi.
Sedang buruh yang bekerja secara team, dia akan dituntut
untuk membantu dan bekerjasama dengan rekannya yang lain dalam 1 team. Jika
dalam bagiannya telah selasai dan mencapai target, dia berkewajiban untuk
membantu rekannya yang lain yang belum selesai dan belum mencapai target. Dan
diapun tidak bisa mengatur ritme kerjanya, apalagi berpikiran akan punya banyak
waktu luang untuk menambah jam istirahat.