Kamis, 14 Juni 2012

fakta unik Indonesia : Kosa kata Bahasa jepang yang kacau


otak

fakta unik Indonesia, Geliat investasi penanaman modal asing, telah menumbuhkan berdirinya pabrik-pabrik baru di Indonesia. Adanya pabrik-pabrik PMA di Indonesia, berarti pula ada tenaga-tenaga kerja asing sebagai tenaga ahlinya, yang akan mentransfer ilmunya kepada para buruh local Indonesia.
Banyak expat (orang asing) yang bekerja di pabrik yang ada di Indonesia. Ada expat dari Singapore, Malaysia, China, Korea, Jepang, Taiwan, India, Negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Australia dan lain-lain.
Biasanya mereka ini menduduki jabatan sebagai Presiden Direktur, Direktur, Manajer , dan advisor di pabrik-pabrik perusahaan PMA (penanaman modal asing). Mereka-mereka ini merupakan kepanjangan tangan dari pemiliknya. Dan mereka-mereka ini merupakan orang-orang kepercayaan dari pemilik pabrik.
Ada kalanya mereka-mereka ini (para expats) dari sananya, dari Negara asalnya, dan dari pabrik pusatnya sudah menduduki jabatan dan memiliki jabatan tertentu, entah itu direktur, manajer, supervisor, senior leader atau senior operator .
Dan ketika mereka-mereka ini di transfer ke pabrik yang ada di Indonesia, jabatan mereka di Indonesia sendirinya juga akan naik dan berubah.  Yang dari buruh senior operator sewaktu bekerja di pabrik Negara asalnya, maka ketika bekerja di pabrik yang ada di Indonesia mereka ini bisa saja menjadi seorang buruh Advisor. Yang dari senior Leader bisa saja menjadi seorang manajer, yang dari supervisor bisa menjadi manajer dan seterusnya. Dan orang-orang pilihan sajalah yang akan dikirim mentransfer ilmunya di pabrik yang ada di Indonesia. Meski nantinya ketika mereka kembali Negara asalnya, mereka akan kembali dengan jabatannya yang semula. Dan tentunya tidak akan mendapatkan fasilitas yang berlimpah, seperti ketika berada di pabrik yang ada di Indonesia.
Bahasa Indonesia (lebih di kenal dengan istilah dan sebutan “bahasa” saja) adalah bahasa local yang harus dipelajari oleh para expat. Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan hal pokok yang harus dipahami dan dimengerti oleh para expat, agar transfer ilmu di dalam pabrik dapat terjadi dengan lancar. Maka jangan heran para expat yang bekerja di pabrik di Indonesia ini beberapa bulan saja sudah sedikit mengerti dan paham akan Bahasa (Indonesia). Karena mereka-mereka ini secara langsung belajar secara private  Bahasa Indonesia dan secara tidak langsung juga belajar mengenai kultur serta budaya Indonesia.
Namun ada kalanya pemahaman bahasa Indonesia masing-masing expats berbeda-beda. Sebagai contoh, ada expat dari Jepang yang menduduki jabatan sebagai manajer di sebuah pabrik PMA di Indonesia. Expat ini mempunyai sifat agak temperamental, ketika sedang marah kepada bawahannya buruh local Indonesia dan menganggap buruh tersebut tidak paham dengan apa yang ia maksud, maka kata-kata marah yang keluar dari mulutnya adalah,”…..Tidak adakah otak!.....”
Mungkin ia ingin berkata,”Bodoh kamu!” dan mungkin saja ia merasa tidak enak dan tidak ingin melukai perasaan buruh Indonesia yang sedang ia marahi, maka ia menggunakan padanan lain dari kata “bodoh”. Dan ternyata kata-kata, “Tidak adakah otak,’’ merupakan ekspresi kemarahan yang tepat buatnya, untuk mengungkapkan bahwa buruh local Indonesia yang menjadi bawahannya itu tidak mengerti alias bodoh? sedangkan fungsi otak adalah berfikir, jadi si buruh yang dimaki tersebut dianggap tidak berfikir?
Sebenarnya hal biasa jika para expat ini marah, karena penggunaan bahasa Indonesia yang ia gunakan terkadang tidak dimengerti para buruh local Indonesia. Menggunakan Bahasa Indonesia secara terbata-bata, sembari juga ia tidak ingin kehilangan wibawa di hadapannya buruhnya. Sedang buruh yang mendapatkan intruksinya hanya melongo saja, tidak mengerti apa ia maksud. Kalau sudah begini, biasanya sang expat akan marah, karena merasa buruh yang ia beri intruksi tidak mengerti dan ia anggap bodoh di matanya. Jadi ada miskomunikasi dan mis-link, yang bisa sering terjadi dan mungkin bahkan berulang-ulang.
Ada juga buruh Indonesia yang sok-sok Japanesse, karena pernah belajar bahasa Jepang, sedikit-sedikit menggunakan Bahasa Jepang, agar lebih di kenal oleh atasannya yang orang Jepang. Padahal biasanya orang Jepang  yang bekerja di pabrik di Indonesia, lebih suka buruh Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia  ketika berbicara kepadanya. Hal ini ia maksudkan agar ia lebih lancar berbahasa Indonesia. Sedang dari buruh Indonesia yang sok-sok Japanesse , mungkin ia ingin memperlancar Bahasa Jepang yang pernah ia pelajari, melancarkan kosa kata bahasa Jepang dan kebetulan ada orang Jepang di pabrik tempatnya bekerja. Tapi ini pabrik bung, bukan tempat wisata yang banyak turis Jepangnya, bukan tempat kursus bahasa asing  dan bukan pula Akademi bahasa Asing.