Minggu, 03 Juni 2012

fakta unik Indonesia : Romansa di jemputan karyawan



fakta unik Indonesia, Setiap perusahaan/pabrik yang berlokasi di Cibitung/Cikarang/Karawang, biasanya dituntut atau tidak dituntut menyediakan sarana transportasi yang berupa bis/mobil jemputan bagi karyawan atau buruh-nya. Ada pabrik di Indonesia yang memberikan uang transportasi karyawan dan sekaligus bis/mobil jembutan karyawan. Ada yang hanya menyediakan fasilitas mobil/bis jemputan karyawan saja atau hanya memberikan uang transportasi karyawan saja tanpa bis jemputan karyawan.

 truk
Ada bis buruh  yang berkelas “mobil odong-odong’’ alias asal bisa jalan saja, ada kursinya meski sudah bolong-bolong dan karyawan/buruh  bisa diantar sampai pabrik atau diturunkan di pick up point terdekat ketika pulang kerja. Bisnya sudah jelek dan interior dalamnya jelek pula, seperti tidak diurus. 
bis karyawan 
Kemudian ada bis karyawan yang umum kelas standard dan bisanya dari perusahaan transportasi  “bis Hiba Utama”  (tidak promosi ya) yang memang mengkhususkan jasa antar  jemput karyawan. Bisnya masih dibilang bagus dan interior dalamnya bagus pula. Karyawan pabrikpun biasanya senang jika pabriknya menggunakan bis kelas ini, tidak jelek dan tidak mewah, sedang-sedang saja.  Namun jika pabrik menginginkan bis dengan biaya lebih mahal, tentunya perusahaan jasa transportasi ini tidak menutup mata untuk melayaninya.

Dan terakhir  bis karyawan yang “sungguh berkelas” , ber-AC, ada televisi-nya dan interior dalamnya sedikit mewah. Di jamin, karyawan yang ikut naik jemputan bis ini merasa nyaman, betah dan akan “naik derajatnya?’’, ha..ha..ha..

Sebenarnya bis karyawan ini bukan masalah kelas odong-odong, kelas standard atau ber-AC. Sesungguhnya yang diinginkan karyawan/buruh pabrik, yang penting bisa sampai pabrik dan diantar pulang meski hanya sampai pick up point yang terdekat.  Dan yang lebih utama, bisa tidur dan meneruskan tidur di dalam bis, entah itu akan berangkat kerja shift  1, 2 atau 3. 

bas kilang
Tidur dalam bis jemputan karyawan sungguh enak dan mengasyikan. Apalagi jika jalanan menuju pabrik macet dan sering macet. Yang seharusnya bisa ditempuh dalam jangka waktu 30 menit, kadang-kadang bisa sampai 1 jam. Tapi tergantung juga dari lokasi start awal bis jemputan karyawan, kalau dari Jakarta dan pabriknya di Cikarang Bekasi yang pasti jarak dan waktu tempuhnya akan lebih lama, dibandingkan dengan yang start awalnya dari Bekasi/Tambun/Cibitung/Cikarang.

Jika jalanan menuju pabrik macet parah, tentunya tiba di pabrik akan lebih lama dan ini yang biasanya diinginkan para buruh/karyawan pabrik. Jam kerjanya berkurang gara-gara macet. Dan tidurnyapun di dalam bis akan lebih lama dan pulas, kecuali jika tidak sering bangun-bangun, bukannya nyenyak malah pusing di kepala.

Dan kalau sudah begini, sampai di pabrik ternyata bisnya lebih sering telat. Biasanya pihak manajemen pabrik (biasanya diurus bagian General Affais) akan mereview dan kemudian merubah jadwal keberangkatan bis karyawan menjadi lebih awal. Akibatnya para buruh/karyawan pabrik dituntut pula untuk stand by lebih awal di lokasi keberangkatan bis. 

Dari hasil survey dan pengamatan, ternyata yang sering tidur didalam bis karyawan biasanya karyawan/buruh pabrik yang sudah senior, yang sudah bapak-bapak, yang sudah emak-emak dan yang suami istri. Biasanya mereka ini “tipe pekerja keras”  (ha..ha..ha..) dan  mungkin saja sudah capek dengan urusan pekerjaan di rumah. Mereka-mereka ini kalau di dalam bis karyawan biasanya duduk dideretan depan dan tengah bis.

Ada juga buruh-buruh yang duduknya di deretan paling belakang bis, biasanya mereka-mereka ini tidak tidur selama dalam perjalanan menuju pabrik . Yang mereka lakukan mengobrol  dan sambil merokok  ( jika bisnya tidak ber-AC). Kalau yang ini-ini biasanya para buruh yang masih muda-muda.
Lain halnya kalau ada sepasang buruh muda yang sudah jadian alias sedang pacaran. Biasanya mereka ini duduk di bangku 2. Mereka ini tidak tidur dalam perjalanan menuju pabrik. Ada saja yang diobrolkan. Maklum, lagi pacaran.

Hal yang sama yang sering dilakukan para buruh ketika di dalam bis, ketika masuk kerja pagi/shift 1, adalah sarapan pagi di dalam bis. Ada yang sekedar makan roti, makan nasi goreng dari rumah,  makan nasi uduk yang dibeli di jalan dan mungkin bisa saling tukeran lauk.

Ternyata masih ada pabrik yang membedakan jemputan karyawannya. Hal ini bisa dimungkinkan jika jam operasional produksi pabrik berbeda dengan jam operasional staff pabrik. Biasanya pihak pabrik akan menyediakan sarana transportasi yang ukurannya lebih kecil untuk para staff pabrik. Dan biasanya pula kelasnya agak sedikit lebih mewah dan ber-AC. 

Yang tidak bisa di hindari oleh para buruh pabrik setiap habis gajian adalah “kesadaran saweran” untuk pak sopir. Maksudnya, supaya pak sopir yang membawa bis, berangkatnya jangan terlalu “ngepas”, jadi kalau buruh yang ketinggalan masih bisa ngejar bisnya???